MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PERSONAL
HYGIENE
DISUSUN
OLEH :
Eka
Juniati Ardini
|
14.012
|
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS
MAOS – CILACAP
2014/ 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan
segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala RahmatNya kedapa kita
semua sehingga saya
dapat menyelesaikan Makalah
Kebutuhan Dasar Manusia tentang
Personal Hygiene dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun
sebagai pemenuhan tugas KDM. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada Ibu
Siti Rochana selaku dosen mata
kuliah KDM yang telah membimbing.
Semoga makalah ini
bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan saya penyusun makalah ini menyadari
bahwa masih banyak kekurangan, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.
Maos,
10 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pertanyaan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Jawaban................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pertanyaan
PERSONAL
HYGIENE
1. Pengertian
personal hygiene
2. Tujuan
perawatan personal hygiene
3. Prinsip-prinsip
perawatan personal hygiene
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal hygiene
5. Dampak
personal hygiene
6. Macam-macam
personal hygiene
a. Kebersihan
dan kesehatan kulit
1) Pengertian
2) Pentingnya
kebersihan kulit
3) Masalah
yang mungkin muncul
4) Cara
perawatannya
b. Kebersihan
dan kesehatan kuku
1) Pengertian
2) Pentingnya
kebersihan kuku
3) Masalah
yang mungkin muncul
4) Cara
perawatannya
c. Kebersihan
dan kesehatan gigi dan mulut
1) Pengertian
2) Pentingnya
kebersihan gigi dan mulut
3) Masalah
yang mungkin muncul
4) Cara
perawatannya
d. Kebersihan
dan kesehatan rambut
1) Pengertian
2) Pentingnya
kebersihan rambut
3) Masalah
yang mungkin muncul
4) Cara
perawatannya
e. Kebersihan
dan kesehatan ruang perawatan pasien dan lingkungannya
7. Kasus
: Ibu Rasinah, umur 65 tahun, dirawat di Rumah Sakit Serulingmas sejak 1 minggu
yang lalu dengan diagnosa medis stroke non heomorrhagic (SNH). Dari hasil
pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, tekanan darah 190/90 mmHg, suhu
37° C, respirasi 20x/menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa lemah pada
anggota badan sebelah kiri dan tidak dapat menggerakannya. Sebelum dibawa ke
Rumah Sakir, klien sudah dirawat di rumah selama 2 minggu. Klien mengatakan
belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama dirawat di
rumah. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa sabun
dengan dibantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama
sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara
tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak
bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari-hari dibantu
seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien terpasang kateter dan
infuse RL 16 tetes/menit.
Berdasarkan
kasus di atas jawablah pertanyaan berikut :
a. Sebutkan
data klien yang berkaitan dengan personal hygiene!
b. Buatlah
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan kasus di atas!
c. Buatlah
intervensi dari diagnosa keperawatan tersebut!
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Jawaban
1. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. 1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
2) Memelihara kebersihan diri seseorang,
3) Mempernbaiki personal hygiene yang kurang,
4) Pencegahan penyakit,
5) Meningkatkan percaya diri seseorang,
6) Menciptakan keindahan.
3.
Menurut potter
& Perry. 2005
1)
Perawat
menggunakan ketrampilan komunikasi terapeutik,
2)
Perawat
mengintegrasikan strategi perawatan lain,
3)
Menjaga kemandirian
klien,
4)
Menjamin privasi
klien,
5)
Menghormati
klien lansia,
6)
Menyampaikan
rasa hormat dan mendorong kesehatan fisik klien,
7)
Menjaga
kemandirian klien,
8)
Mempertimbangkan
keterbatasan fisik klien.
4.
1) Citra tubuh,
2) Praktik social,
3) Status sosio-ekonomi,
4) Pengetahuan,
5) Budaya,
6) Kebiasaan,
7) Kondisi fisik.
5.
a. Dampak fisik
Kekurangan pemeliharaan
kebersihan perorangan dengan baiksehingga dapat terjadi gangguan integritas
kulit, infeksi pada mata dan telinga, gangguan membrane mukosa mulut, dan gangguan
fisik pada kuku.
b.
Dampak psikososial
Masalah yang
mungkin muncul pada dampak psikososial yaitu seperti, Rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, fisiologis, harga diri, aktualisasi diri.
6.
a. Kebersihan
dan kesehatan kulit
1)
Suatu kegiatan personal
hygiene yang dilakukakan oleh perorangan untuk membersihkan dan merawat serta
menjaga kulitnya agar tidak kotor dan terluka sehingga kuman tidak dapat masuk
ke dalam tubuh.
2)
Karena kulit
melindungi jaringan cidera dengan mencegah kuman (mikroorganisme) memasuki
tubuh.
3)
a) Terjadi
infeksi apabila kulit tergores/ luka sehingga mikroorganisme (kuman) dapat
masuk,
b)
Kulit kering,
c)
Gatal-gatal.
4)
Dengan
menghindari cidera kulit dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin melalui
nutrisi, lation, dan yang paling penting adalah mandi 2x sehari.
b. kebersihan dan kesehatan kuku
1)
Suatu tindakan
personal hygiene yang dilakukan perorangan untuk membersihkan kukunya yaitu
dengan memotong kuku yang panjang menggunakan gunting kuku atau kikir kuku,
agar kuman-kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
2)
Karena kuku juga
merupakan bagian tubuh yang harus dijaga kebersihannya agar sealu sehat, maka
dari itu kebersihan kuku penting agar dapat mencegah timbulnya luka atau ineksi
akibat kuku yang panjang dan kotor.
3)
a) Bau yang
tidak sedap,
b)
Kuku tidak tumbuh disertai rasa sakit,
c)
Adanya gangguan kuku yang lambat disertai infeksi.
4)
Jika akan
memotong kuku tangan cara memotongnya mengikuti lekuk kuku dan tidak boleh
terlalu pendek, sedangkan jika memotong kuku kaki cara memotongnya lurus supaya
kotoran tidak dapat masuk ke sela-sela kuku terutama pada kuku ibu jari, dan
apabila kuku tebal dan keras maka kuku perlu direndam dengan air hangat, jika
kuku tangan direndam kurang lebih selama 1-2 menit, jika kuku kaki direndam
kurang lebih selama 2-3 menit setelah itu baru kuku dipotong.
c.
Kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut
1)
Suatu tindakan
personal hygiene yang dilakukan oleh perorangan untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan pada gigi dan mulut karena ini merupakan bagian organ yang paling
penting dengan begitu banyak bagian-bagian penting di dalamnya. Maka kebersihan
dan kesehatan gigi dan mulut penting supaya berbagai jenis kuman tidak dapat
masuk ke dalam tubuh.
2)
Agar gigi dan
mulut terbebas dari kuman dan kotoran maka perlu dilakukan personal hygiene
yaitu dengan menyikat gigi dua kali sehari, terutama pada orang yang sedang
berpuasa.
3)
a) Bau nafas
yang tidak sedap,
b)
Timbulnya stomatitis,
c)
Gigi berkarang,
d)
Gusi mudah berdarah,
e)
Sakit gigi,
f)
Gigi berlubang.
4)
Dengan menggosok
gigi dua kali sehari menggunakan prosedur yang baik dan benar yaitu sebaiknya
air yang untuk berkumur adalah air matang, lalu menggosok gigi janganlah
terlalu keras karena akan merusak email pada gigi. Lalu membersihkan rongga
mulut seperti gusi, gigi, lidah dan bibir. Jika terdapat stomatitis maka
setelah dibersihkan rongga mulutnya, lalu pada bagian stomatitis diolesi dengan
albotil atau dengan obat yang lain.
d.
Kebersihan dan
kesehatan rambut
1)
Suatu tindakan
personal hygiene yang dilakukan perorangan yaitu dengan mencuci rambut dua kali
sehari agar rambut bersih, tidak lembab, tidak berminyak, rontok, dan kulit
kepala tidak berketombe, serta menyisir setiap hari.
2)
Agar rambut
tidak kotor, rontok dan kulit kepala tidak berketombe.
3)
a) Ketombe,
b)
Pedukulosis/ kutuan,
c)
Kebotakan,
d)
Infeksi pada kulit kepala akibat digaruk-garuk.
4)
Dengan menyisir
rambut setiap hari, agar tetap sehat dan tidak kusut, selanjutnya dengan
mencuci rambut dua kali sehari dengan shampoo, dan jika terdapat kutu/ pedukulosis
maka sebelum dicuci terlebih dahulu diberi obat kutu/ peditoc.
e.
1) Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tidur, serta ruangan pasien karena melauli
kebersihan pada lingkungan pasien dapat membantu proses penyembuhan. Dalam
pemenuhan kebersihan lingkungan pasien menggunakan prosedur penyiapannya
seperti tempat tidur yang tidak ada pasien (unoccupietbad) maupun yang ada
pasien di atasnya ( occupietbad).
2)
Cara menyiapkan tempat tidur unoccupietbad, yang pertama perawat mencuci
tangannya terlebih dahulu setelah itu merapihkan tempat tidur, kasur dan
bantal, selanjtnya perawat memasang laken dengan ketentuan melipat yang benar
yaitu dengan melipat memanjang dan terbalik setelah laken terpasang lalu
rapihkan bagian atas, bawah dan bagian sampingnya. Terlebih dahulu yang
dilakukan adalah dengan memasukan laken yang tersisa dibagian atas dan bawah ke
bawah kasur, selanjutnya bagian sampingnya dirapikan pula yaitu dengan
memasukan laken ke bawah kasur dan pada bagian ujung-ujungnya dibentuk sudut 90◦,
setelah laken terpasang, selanjutnya pasang perlak dengan cara melipat yang
benar yaitu melebar terbalik lalu perlak di bentangkan melebar di atas kasur
yang sudah terpasang laken dengan posisi tepat dibawah punggung sampai ke
bokong, lalu setelah dipasang perlak selanjutnya pasang stik laken tujuannya
agar pada saat di tempati pasien tidak mersa panas maka perlu dipasang stik
laken yaitu dengan dibentangkan di atas perlak yang sudah tertata tadi, setelah
selesai lalu perlak serta stik laken bagian samping kanan dan kiri di masukan
ke bawah kasur selanutnya pasang selimut yaitu dengan melipat melebar terbalik
dengan salah satu ujung selimut dimasukkan ke bawah kasur, setelah selesai yang
terakhir yaitu memasang sarung bantal dan meletakkanya jika bagian sarung
bantal yang terdapat pintu untuk memasukan bantal di letakan menghadap dimana di ruangan tersebut adalah pintu
ruangan. Setelah semua terpasang, perawat mencuci tangannya kembali.
7.
a. 1) DS : Klien mengatakan belum mencuci
rambut dan menggosok
gigi serta memotong kuku selama dua minggu.
DO :
Rambut klien tampak kotor, lengket dan berminyak, bau
nafas yang
tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan
kuning, serta
kuku klien kotor dan panjang.
2) DS : Klien mengatakan
mandi dua hari sekali dengan cara dilap
dan tanpa
sabun dengan dibantu keluarganya.
DO :
Kulit klien tampak kotor dan tidak becahaya.
b. (1)
Pengumpulan data
DS : Klien mengatakan lemas, pusing dan
lemah pada anggota
badan sebelah
kiri tidak dapat digerakan.
DO : Klien tampak pucat dan aktivitasnya
dibantu keluarganya.
(2) Analisis data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
DS : Klien
mengatakan belum mencuci rambut, menggoosok gigi serta memotong kuku selama
dua minggu.
DO : Rambut klien tampak kotor, lengket dan
berminyak, bau nafas yang tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan
kuning serta kuku klien kotor dan panjang.
|
Gangguan
Persepsi
|
Deficit
Perawatan Diri
|
2
|
DS : Klien
mengatakan mandi dua kali sehari dengan cara dilap dan tanpa sabun dengan
dibantu keluarganya.
DO : Kulit
klien tampak kotor dan tidak bercahaya.
|
Tirah baring
|
Intoleransi
aktivitas
|
3
|
DS : Klien
mengatakan lemas, pusing dan lemah pada anggota badan sebelah kiri tidak
dapat digerakan
DO : Klien
tampak pucat dan tampak sulit menggerakan badannya
|
Ketidakmampuan
merasakan bagian tubuh
|
Hambatan
mobilitas fisik
|
(3)
Diagnosa sesuai prioritas
1.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan belum mencuci rambut dan
menggosok gigi serta memotong kuku selama dua minggu.
DO : Rambut klien tampak kotor, lengket dan berminyak,
bau nafas yang tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan kuning, kuku
klien tampak kotor dan panjang.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah
baring ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan mandi dua kali sehari dengan
cara dilap dan tanpa sabun dengan dibantu keluarganya.
DO : Kulit klien tampak kotor dan tidak bercahaya.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakampuan merasakan bagian tubuh ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan lemas, pusing dan lemah pada
anggota badan sebelah kiri tidak dapat digerakan.
DO : Klien tampak pucat dan tampak sulit menggerakan
badannya.
c. Intervensi
No
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan tiap 1 x 24 jam diharapkan klien tidak
mengalami gangguan persepsi dengan criteria hasil :
1. Mandi dibantu keluarga seperlunya.
2. Klien bersedia untuk memnuci rambut.
3. Klien bersedia untuk mengosok gigi serta memotong
kuku.
|
1. Kaji status kesehatan
2. Memantau pembersihan kuku menurut kemampuan
perawatan diri klien
3. Memberikan bantuan sampai klien sepenuhnya dapat
mengamsumsikan perawatan diri
4. Memfasilitasi diri mandi klien
5. Dorong klien untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari – harinya sesuai tingkat kemampuan klien
6. Dorong klien untuk mandi, tetapi berikan bantuan
saat pasien tidak dapat melakukannya
7. Beri pendidikan kesehatan tentang personal hygiene
|
2
|
Diharapkan
klien bersedia untuk mandi 2x sehari menggunakan sabun dengan criteria hasil
:
1. Kulit klien tampak bersih dan bercahaya
2. Klien dapat merasa nyaman
|
1.
Monitor
integritas kulit klien
2.
Memfasilitasi
diri mandi klien
3.
Beri pendidikan
kesehatan tentang personal hygiene
4.
Lakukan
perawatan diri klien
5.
Mendorong
keluarga partisipasi dalam membantu kebersihan diri klien
6.
Memberikan
bantuan sepenuhnya sampai klien dapat mengansumsikan perawatan diri
7.
Memfasilitasi
diri mandi klien
|
3
|
Diharapkan mobilitas
fisik klien dalam rentan normal dengan criteria hasil :
1. Posisi tubuh dibantu alat bantu
2. Gerak otot dibantu keluarga
3. Kemampuan berpindah dibantu keluarga
4. Ambulansi berjalan dengan alat bantu mandiri
|
1.
Monitor
vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon klien saat latihan
2.
Kaji
kemampuan klien dalam mobilisasi
3.
Latih
klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kebutuhan
4.
Dampingi
dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu penuhi ADLs secara mandiri sesuai
kebutuhan
5.
Ajarkan
klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika perlu
6.
Ajarkan
klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulansi
7.
Konsultasikan
dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Personal hygiene merupakan
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Maka dari itu kebersihan
personal hygiene sangat penting untuk kesehatan manusia. Adapun macam-macam
personal hygiene adalah :
1.
Perawatan kulit
dan rambut
2.
Perawatan kuku
kaki dan tangan
3.
Perawatan
genetalia
4.
Perawatan kulit
seluruh tubuh
5.
Perawatan tubuh
secara keseluruhan dll.
Sedangkan
dari tujuan personal hygiene itu sendiri yaitu dengan :
1.
Meningkatkan
derajat kesehatan seseorang
2.
Memelihara
kebersihan diri seseorang
3.
Memperbaiki
personal hygiene yang kurang
4.
Pencegahan
penyakit
5.
Meningkatkan
percaya diri seseorang
6.
Menciptakan
keindahan
B.
Saran
Penulis mengharapkan, semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca, dan merupakan tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan khususnya
tentang Kebutuhan Dasar Manusia Sosial dan Budaya. untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Herdman, T Heather. 2012. Nursing Diagnoses: definitions and classification 2012-201.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul.
2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
MUBARAK, Cahyati. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction Publishing.
Tarwoto, Wartonah. 2010.
Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
LAMPIRAN
SINOPSIS
Hubungan Karakteristik Perawat
Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat
Melakukan Cuci Tangan di Rumah
Sakit Columbia Asia Medan
Cuci
tangan mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan berbagai kuman, karena
perawat berinteraksi dengan pasien selama 24 jam. Namun, ada beberapa perawat
yang begitu tidak memperdulikan akan pentingnya cuci tangan tersebut.
Berdasarkan data dari PPI Rumah Sakit Columbia Asia Medan masih terdapat
kejadian infeksi nosokomial antara lain 5% pada pemasangan dower cather, 6%
kejadian phlebitis skala satu, serta terdapat kasus suspect MRSA pada bulan
agustus 2010.
Tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dari tingkat
pengetahuan, tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja karena ini merupakan
bentuk kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan di Rumah Sakit Columbia
Asia Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kolerasi.
Populasi penelitian ini adalah semua tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan sebanyak 280 orang dengan teknik probability sampling
sebanyak 84 orang perawat.
Dari
hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan mengenai cuci tangan dengan tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan
(p = 0,02), ada hubungan yang bermakna atara tingkat pendidikan dengan tingkat
kepatuhan melakukan cuci tangan (p = 0,04), ada hubungan yang bermakna antara
umur dengan tingkat kepatuhan perawat melakukan cuci tangan (p = 0,002), ada
hubungan yang bermakna antara lama bekerja denan kepatuhan melakukan cuci
tangan (p = 0,04) di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Asia medan memiliki
tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan dengan kategori kepatuhan minimal 972,
61%).
Seharusnya
perawat harus lebih memperhatikan akan pentingnya cuci tangan dan harus
menjadikan cuci tangan bagian dari kewajiban yang utama. Agar dapat mewujudkan
perawat yang benar-benar memperhatikan kesehatan pasien, diri sendiri serta
orang lain.
Segala
bentuk pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasiennya mempunyai tujuan
agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga tidak dapat
ditoleransi bila dalam perawatan di Rumah Sakit pasien menjadi lebih menderita
akibat dari terjadinya resiko yang sebenarnya dapat dicegah yaitu dengan
menjadikan cuci tangan sebagai kewajiban utama dalam melayani pasien.
Perawat
yang bekerja di Rumah Sakit mempunyai karakter yang berbeda-beda dan sangat
beragam baik tingkat pendidikan, umur, masa kerja, maupun tingkat
pengetahuannya. Perbedaan karakteristik ini tentunya akan berpengaruh terhadap
penguasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap professional seorang
perawat dalam menjalankan perannya.