Kamis, 10 Desember 2015

SAP.promosi kesehatan

mencuci tangan yang baik san benar dengan 7 langkah

SATUAN AJAR PENGAJAR
CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
DENGAN 7 LANGKAH
SATUAN AJAR PENGAJAR
CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
DENGAN 7 LANGKAH



Disusun oleh :
Kelompok 6
1.Eka Juniati Ardini14.012
2.Nining Riskiyani14.073
3.Nori Sefiyanti14.062

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
Jalan Raya Maos No. 505 Maos Cilacap 53272
2014/ 2015

SATUAN AJAR PENGAJAR

Topik: Mencuci tangan yang baik dan benar
Sub topic: 7 langkah mencuci tangan
Waktu: Pukul 09.30 – 09.50 WIB (1 x 20 menit)
Tempat: Ruang kelas SD Negeri 03 Maos Kidul
Sasaran: Siswa dan siswi kelas 3

A.Alasan pemilihan topic
Berdasarkan hasil pengkajian di lapangan, mahasiswa DIII Kkeperawatan semester III sudah mendapatkan pembelajaran materi kuliah mengenai cuci tangan yang baik dan benar.

B.Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 20 menit, diharapkan siswa dan siswi mampu mengerti, memahami dan dapat mempraktekan serta mengaplikasikan tentang mencuci tangan yang baik dan benar yaitu dengan 7 langkah cuci tangan.

C.Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti proses promosi kesehatan, siswa dan siswi diharapkan mampu :
1.Menjelaskan pengertian mencuci tangan
2.Menyebutkan tujuan mencuci tangan
3.Menyebutkan kapan waktu mencuci tangan
4.Menyebutkan alat – alat yang dibutuhkan ketika mencuci tangan
5.Menyebutkan dampak dari cuci tangan
6.Mempraktekan cuci tangan 7 langkah

D.Kegiatan belajar mengajar
NoTahapWaktuKegiatan
MahasiswaPeserta
1. Pembukaan 5 menita.Memeberikan salam
b.Memperkenalkan diri
c.Menyampaikan tujuan
d.Menyepakati kontrak waktu

e.Apresiasi tentang cuci tangana.Peserta menjawab salam
b.Peserta mendengarkan
c.Peserta mendengarkan
d.Peserta menjawab menyepakati kontrak waktu
e.Peserta menjawab dengan benar
2. Pelaksanaan 10 menit a.Menjelaskan isi materi

b.Mengevaluasi secara verbal pada pesertaa.Peserta mendengarkan secara seksama
b.Pessrta menjawab beberapa pertanyaan yang telah dilontarkan

3. Penutup 5 menita.Menyampaikan hasil kegiatan
b.Mengakhiri kegiatan dengan salama.Peserta memperhatikan

b.Peserta menjawab salam

E.Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/ Tanya jawab.

F.Media
LCD dan leaflet




G.Setting
Keterangan :       





H.Materi
1.Pengertian mencuci tangan
2.pengertian cuci tangan 7 lankah
3.Tujuan mencuci tangan
4.Cara cuci tangan 7 langkah
5.Kapan waktu yang tepat mencuci tangan
6.Apa saja alat – alat yang dibutuhkan ketika mencuci tangan
7.Dampak dari tidak mencuci tangan

I.Evaluasi
1.Evaluasi structural
a)Persiapan media yang akan digunakan (LCD, leaflet)
b)Persiapan tempat yang akan digunakan
c)Kontrak waktu
d)Persiapan SAP

2.Evaluasi proses
a)Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b)Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
c)Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
3.Evaluasi hasil
a)Peserta mampu menjelaskan pengertian mencuci tangan
b)Peserta mampu menyebutkan tujuan mencuci tangan
c)Peserta mampu menyebutkan kapan waktu mencuci tangan
d)Peserta mampu menyebutkan alat – alat yang dibutuhkan ketika mencuci tangan
e)Peserta mampu menyebutkan dampak dari cuci tangan
f)Peserta mampu mempraktekan cuci tangan 7 langkah

J.Sumber
Buku Panduan Keperawatan Praktek Prodi Keperawatan Purwokerto Departemen.1996
Departemen Kesehatan.1995.Pedoman Pelatihan, Modul dan Materi Dokter Kecil.Jakarta
Media Sehat Edisi 4.Kesehatan RI.Terbitan Januari 2010
Penuntun Umum untuk Petugas Puskesmas.Jakarta.2010
Poter & Perry. 2002.Ketrampilan dan Prosedur Dasar.Mobsy:Elsevier





MATERI
MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
DENGAN 7 LANGKAH

A.Pengertian
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang benar untuk membersihkan jari – jari, telapak tangan dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit. (WHO, 2005).

B.Tujuan mencuci tangan
1.Agar tangan bersih
2.Membebaskan tangan dari nkuman dan mikroorganisme
3.Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh
4.Mencegah infeksi

C.Kapan waktu mencuci tangan
1.Sebelum dan sesudah makan
2.Setelah buang air besar
3.Setelah bermain

D.Alat – alat yang dibutuhkan
1.Air bersih
2.Sabun cair/ handwash
3.Handuk/ tisu

E.Dampak tidak mencuci tangan
1.Diare
2.Pilek
3.Batuk
4.Cacingan
5.Infeksi

F.Cara cuci tangan 7 langkah
1.Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
 
2.Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian




3.Jangan lupa jari – jari tangan, gosok sela – sela jari hingga bersih

4.Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan/ mengunci

5.Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian





6.Letakan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7.Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk/ tisu

Kamis, 07 Mei 2015

Agama "kitab ahlakul banat"



Saya mengutip garis besar yang terdapat pada kitab ahlakul banat atau dalam bahasa Indonesia yang artinya kitab yang mempelajari tentang ahlak seorang perempuan.

v  Wajib bagi seorang perempuan memiliki budi pekerti yaitu dengan memiliki ahlak yang baik sejak kecil, supaya tidak menyesal disaat dewasa nanti maka dengan itu semua orang akan menyukainya dengan kehidupan yang damai pula. Dandari itu jika kita yang masih muda-muda terutama seorang perempuan yang kelak akan menjadi ibu, didik dan ajarilah anak sejak kecil, ajarkan hal-hal yang baik dan positif, bahkan ketika masih dalam kandungan karena pada saat janin dalam kandungan  ia sudah berespon dan pada saat kelak ia terlahir keduniapun ia sudah tidak asing dengan apapun yang sebelumnya diajarkan padanya sewaktu dalam kandungan sehingga dengan demikian tidaklah sulit melakukannya. Bagikan pohon Bungan mawar yang indah namun karena ia tidak dirawat oleh tukang kebunnya sehingga ia tumbuh besar dengan pohon yang miring/ melekuk-lekuk, ketika ia akan diluruskan kembali sudah sulit karena ia sudah cukup besar begitupula dengan mengajarkan budi pekerti seharusnya dilakukan sejak kecil.
v  Wajib pula bagi anak perempuan untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik jika demikian hidupnya akan celaka. Sejak kecil seorang anak tidak seharusnya diajari hal hal yang tidak baik, begitu pula dengan orangtua sebagai tokoh utama yang akan ditiru anaknya kelak ia semakin tumbuh besar . Orangtua yang cerdas adalah ia yang berusaha membuat anaknya menjadi cerdas, sholeh sholehah, meskipun jika orangtuanyapun dengan latar belakang yang kurang baik namun, setidaknya jika orangtua menginginkan anknya/ turunannya menjadi orang yang berbakti, cerdas, sholeh sholehah maka itu salahsatu hal yang perlu diterapkan dan pastinya dengan berdoa padaNya.
v  Dan seorang anak perempuan juga harus memiliki budi pekerti dengan memuliakan orangtuanya, saudara laki-lakinya, dan saudara perempuan yang lebih tua darinya serta menyayangi saudara-saudaranya yang masih kecil/ lebih muda darinya.
v  Seorang anak perempuan yang berbudi pekerti yaitu seorang anak perempuan saat ia berkata selalu jujur dan baik, namun tidak disukai jika seorang anak perempuan berkata yang tidak baik, serta bermusuhan, dengan begitu seharusnya seorang anak perempuan memiliki rasa malu karena seorang anak perempuan juga harus memiliki tatakrama dalam tingkahnya, atau setiap perkataannya. Seorang perempuan yang baik yaitu ia yang sulit untuk marah, namun sekalinya ia marah dengan waktu yang cepat ia akan segera meredakan  kemarahannya.
v  Anak perempuan yang tidak memiliki rasa malu yaitu ia yang tidak memiliki tatakrama kepada orangtuanya dan guru-gurunya serta tidak memuliakan orang yang lebihtua darinya dan tidak mempunyai rasa kasihan kepada orang-orang. Jika setiap ia berbicara selalu berdusta dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang.



KDM "Personal Hygiene"



MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PERSONAL HYGIENE



 





 DISUSUN OLEH :
Eka Juniati Ardini
14.012

AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS
MAOS – CILACAP
2014/ 2015



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala RahmatNya kedapa kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Kebutuhan Dasar Manusia tentang Personal Hygiene dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas KDM. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Rochana selaku dosen mata kuliah KDM  yang telah membimbing.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan saya penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.


                                                                                    Maos, 10 Januari 2015




                                                                                                Penulis










DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i   
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Pertanyaan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Jawaban................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 12
B.     Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pertanyaan
PERSONAL HYGIENE

1.      Pengertian personal hygiene
2.      Tujuan perawatan personal hygiene
3.      Prinsip-prinsip perawatan personal hygiene
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
5.      Dampak personal hygiene
6.      Macam-macam personal hygiene
a.       Kebersihan dan kesehatan kulit
1)      Pengertian
2)      Pentingnya kebersihan kulit
3)      Masalah yang mungkin muncul
4)      Cara perawatannya
b.      Kebersihan dan kesehatan kuku
1)      Pengertian
2)      Pentingnya kebersihan kuku
3)      Masalah yang mungkin muncul
4)      Cara perawatannya
c.       Kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
1)      Pengertian
2)      Pentingnya kebersihan gigi dan mulut
3)      Masalah yang mungkin muncul
4)      Cara perawatannya

d.      Kebersihan dan kesehatan rambut
1)      Pengertian
2)      Pentingnya kebersihan rambut
3)      Masalah yang mungkin muncul
4)      Cara perawatannya
e.       Kebersihan dan kesehatan ruang perawatan pasien dan lingkungannya
7.      Kasus : Ibu Rasinah, umur 65 tahun, dirawat di Rumah Sakit Serulingmas sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis stroke non heomorrhagic (SNH). Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, tekanan darah 190/90 mmHg, suhu 37° C, respirasi 20x/menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa lemah pada anggota badan sebelah kiri dan tidak dapat menggerakannya. Sebelum dibawa ke Rumah Sakir, klien sudah dirawat di rumah selama 2 minggu. Klien mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama dirawat di rumah. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa sabun dengan dibantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari-hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien terpasang kateter dan infuse RL 16 tetes/menit.
Berdasarkan kasus di atas jawablah pertanyaan berikut :
a.       Sebutkan data klien yang berkaitan dengan personal hygiene!
b.      Buatlah diagnosa keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan kasus di atas!
c.       Buatlah intervensi dari diagnosa keperawatan tersebut!




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jawaban

1.      Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2.      1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
2) Memelihara kebersihan diri seseorang,
3) Mempernbaiki personal hygiene yang kurang,
4) Pencegahan penyakit,
5) Meningkatkan percaya diri seseorang,
6) Menciptakan keindahan.
3.      Menurut potter & Perry. 2005
1)      Perawat menggunakan ketrampilan komunikasi terapeutik,
2)      Perawat mengintegrasikan strategi perawatan lain,
3)      Menjaga kemandirian klien,
4)      Menjamin privasi klien,
5)      Menghormati klien lansia,
6)      Menyampaikan rasa hormat dan mendorong kesehatan fisik klien,
7)      Menjaga kemandirian klien,
8)      Mempertimbangkan keterbatasan fisik klien.
4.      1) Citra tubuh,
2) Praktik social,
3) Status sosio-ekonomi,
4) Pengetahuan,
5) Budaya,
6) Kebiasaan,
7) Kondisi fisik.

5.      a. Dampak fisik
Kekurangan pemeliharaan kebersihan perorangan dengan baiksehingga dapat terjadi gangguan integritas kulit, infeksi pada mata dan telinga, gangguan membrane mukosa mulut, dan gangguan fisik pada kuku.
            b. Dampak psikososial
Masalah yang mungkin muncul pada dampak psikososial yaitu seperti, Rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, fisiologis, harga diri, aktualisasi diri.
6.      a. Kebersihan dan kesehatan kulit
1)      Suatu kegiatan personal hygiene yang dilakukakan oleh perorangan untuk membersihkan dan merawat serta menjaga kulitnya agar tidak kotor dan terluka sehingga kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh.
2)      Karena kulit melindungi jaringan cidera dengan mencegah kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh.
3)      a) Terjadi infeksi apabila kulit tergores/ luka sehingga mikroorganisme (kuman) dapat masuk,
b) Kulit kering,
c) Gatal-gatal.
4)      Dengan menghindari cidera kulit dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin melalui nutrisi, lation, dan yang paling penting adalah mandi 2x sehari.
b. kebersihan dan kesehatan kuku
1)      Suatu tindakan personal hygiene yang dilakukan perorangan untuk membersihkan kukunya yaitu dengan memotong kuku yang panjang menggunakan gunting kuku atau kikir kuku, agar kuman-kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
2)      Karena kuku juga merupakan bagian tubuh yang harus dijaga kebersihannya agar sealu sehat, maka dari itu kebersihan kuku penting agar dapat mencegah timbulnya luka atau ineksi akibat kuku yang panjang dan kotor.
3)      a) Bau yang tidak sedap,
b) Kuku tidak tumbuh disertai rasa sakit,
c) Adanya gangguan kuku yang lambat disertai infeksi.
4)      Jika akan memotong kuku tangan cara memotongnya mengikuti lekuk kuku dan tidak boleh terlalu pendek, sedangkan jika memotong kuku kaki cara memotongnya lurus supaya kotoran tidak dapat masuk ke sela-sela kuku terutama pada kuku ibu jari, dan apabila kuku tebal dan keras maka kuku perlu direndam dengan air hangat, jika kuku tangan direndam kurang lebih selama 1-2 menit, jika kuku kaki direndam kurang lebih selama 2-3 menit setelah itu baru kuku dipotong.
c.       Kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
1)      Suatu tindakan personal hygiene yang dilakukan oleh perorangan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada gigi dan mulut karena ini merupakan bagian organ yang paling penting dengan begitu banyak bagian-bagian penting di dalamnya. Maka kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut penting supaya berbagai jenis kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh.
2)      Agar gigi dan mulut terbebas dari kuman dan kotoran maka perlu dilakukan personal hygiene yaitu dengan menyikat gigi dua kali sehari, terutama pada orang yang sedang berpuasa.
3)      a) Bau nafas yang tidak sedap,
b) Timbulnya stomatitis,
c) Gigi berkarang,
d) Gusi mudah berdarah,
e) Sakit gigi,
f) Gigi berlubang.
4)      Dengan menggosok gigi dua kali sehari menggunakan prosedur yang baik dan benar yaitu sebaiknya air yang untuk berkumur adalah air matang, lalu menggosok gigi janganlah terlalu keras karena akan merusak email pada gigi. Lalu membersihkan rongga mulut seperti gusi, gigi, lidah dan bibir. Jika terdapat stomatitis maka setelah dibersihkan rongga mulutnya, lalu pada bagian stomatitis diolesi dengan albotil atau dengan obat yang lain.
d.      Kebersihan dan kesehatan rambut
1)      Suatu tindakan personal hygiene yang dilakukan perorangan yaitu dengan mencuci rambut dua kali sehari agar rambut bersih, tidak lembab, tidak berminyak, rontok, dan kulit kepala tidak berketombe, serta menyisir setiap hari.
2)      Agar rambut tidak kotor, rontok dan kulit kepala tidak berketombe.
3)      a) Ketombe,
b) Pedukulosis/ kutuan,
c) Kebotakan,
d) Infeksi pada kulit kepala akibat digaruk-garuk.
4)      Dengan menyisir rambut setiap hari, agar tetap sehat dan tidak kusut, selanjutnya dengan mencuci rambut dua kali sehari dengan shampoo, dan jika terdapat kutu/ pedukulosis maka sebelum dicuci terlebih dahulu diberi obat kutu/ peditoc.
e.       1) Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tidur, serta ruangan pasien karena melauli kebersihan pada lingkungan pasien dapat membantu proses penyembuhan. Dalam pemenuhan kebersihan lingkungan pasien menggunakan prosedur penyiapannya seperti tempat tidur yang tidak ada pasien (unoccupietbad) maupun yang ada pasien di atasnya ( occupietbad).
2) Cara menyiapkan tempat tidur unoccupietbad, yang pertama perawat mencuci tangannya terlebih dahulu setelah itu merapihkan tempat tidur, kasur dan bantal, selanjtnya perawat memasang laken dengan ketentuan melipat yang benar yaitu dengan melipat memanjang dan terbalik setelah laken terpasang lalu rapihkan bagian atas, bawah dan bagian sampingnya. Terlebih dahulu yang dilakukan adalah dengan memasukan laken yang tersisa dibagian atas dan bawah ke bawah kasur, selanjutnya bagian sampingnya dirapikan pula yaitu dengan memasukan laken ke bawah kasur dan pada bagian ujung-ujungnya dibentuk sudut 90, setelah laken terpasang, selanjutnya pasang perlak dengan cara melipat yang benar yaitu melebar terbalik lalu perlak di bentangkan melebar di atas kasur yang sudah terpasang laken dengan posisi tepat dibawah punggung sampai ke bokong, lalu setelah dipasang perlak selanjutnya pasang stik laken tujuannya agar pada saat di tempati pasien tidak mersa panas maka perlu dipasang stik laken yaitu dengan dibentangkan di atas perlak yang sudah tertata tadi, setelah selesai lalu perlak serta stik laken bagian samping kanan dan kiri di masukan ke bawah kasur selanutnya pasang selimut yaitu dengan melipat melebar terbalik dengan salah satu ujung selimut dimasukkan ke bawah kasur, setelah selesai yang terakhir yaitu memasang sarung bantal dan meletakkanya jika bagian sarung bantal yang terdapat pintu untuk memasukan bantal di letakan menghadap  dimana di ruangan tersebut adalah pintu ruangan. Setelah semua terpasang, perawat mencuci tangannya kembali.

7.      a. 1) DS           : Klien mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok
  gigi serta memotong kuku selama dua minggu.
                    DO          : Rambut klien tampak kotor, lengket dan berminyak, bau
  nafas yang tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan
  kuning, serta kuku klien kotor dan panjang.
              2) DS             : Klien mengatakan mandi dua hari sekali dengan cara dilap
  dan tanpa sabun dengan dibantu keluarganya.
                  DO                        : Kulit klien tampak kotor dan tidak becahaya.
           

            b. (1) Pengumpulan data
                        DS       : Klien mengatakan lemas, pusing dan lemah pada anggota
  badan sebelah kiri tidak dapat digerakan.
                        DO      : Klien tampak pucat dan aktivitasnya dibantu keluarganya.
               (2) Analisis data
No
Data
Etiologi
Problem
1
DS : Klien mengatakan belum mencuci rambut, menggoosok gigi serta memotong kuku selama dua minggu.
DO :  Rambut klien tampak kotor, lengket dan berminyak, bau nafas yang tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan kuning serta kuku klien kotor dan panjang.

Gangguan Persepsi





Deficit Perawatan Diri





2
DS : Klien mengatakan mandi dua kali sehari dengan cara dilap dan tanpa sabun dengan dibantu keluarganya.
DO : Kulit klien tampak kotor dan tidak bercahaya.
Tirah baring
Intoleransi aktivitas
3
DS : Klien mengatakan lemas, pusing dan lemah pada anggota badan sebelah kiri tidak dapat digerakan
DO : Klien tampak pucat dan tampak sulit menggerakan badannya
Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
Hambatan mobilitas fisik
           
            (3) Diagnosa sesuai prioritas
                        1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi
                        ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama dua minggu.
DO : Rambut klien tampak kotor, lengket dan berminyak, bau nafas yang tidak sedap saat berbicara, gigi klien kotor dan kuning, kuku klien tampak kotor dan panjang.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan mandi dua kali sehari dengan cara dilap dan tanpa sabun dengan dibantu keluarganya.
DO : Kulit klien tampak kotor dan tidak bercahaya.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakampuan merasakan bagian tubuh ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan lemas, pusing dan lemah pada anggota badan sebelah kiri tidak dapat digerakan.
DO : Klien tampak pucat dan tampak sulit menggerakan badannya.
c.       Intervensi
No
Tujuan
Intervensi
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tiap 1 x 24 jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan persepsi dengan criteria hasil :
1.      Mandi dibantu keluarga seperlunya.
2.      Klien bersedia untuk memnuci rambut.
3.      Klien bersedia untuk mengosok gigi serta memotong kuku.
1.      Kaji status kesehatan
2.      Memantau pembersihan kuku menurut kemampuan perawatan diri klien
3.      Memberikan bantuan sampai klien sepenuhnya dapat mengamsumsikan perawatan diri
4.      Memfasilitasi diri mandi klien
5.      Dorong klien untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – harinya sesuai tingkat kemampuan klien
6.      Dorong klien untuk mandi, tetapi berikan bantuan saat pasien tidak dapat melakukannya
7.      Beri pendidikan kesehatan tentang personal hygiene
2
Diharapkan klien bersedia untuk mandi 2x sehari menggunakan sabun dengan criteria hasil :
1.      Kulit klien tampak bersih dan bercahaya
2.      Klien dapat merasa nyaman

1.      Monitor integritas kulit klien
2.      Memfasilitasi diri mandi klien
3.      Beri pendidikan kesehatan tentang personal hygiene
4.      Lakukan perawatan diri klien
5.      Mendorong keluarga partisipasi dalam membantu kebersihan diri klien
6.      Memberikan bantuan sepenuhnya sampai klien dapat mengansumsikan perawatan diri
7.      Memfasilitasi diri mandi klien
3
Diharapkan mobilitas fisik klien dalam rentan normal dengan criteria hasil :
1.      Posisi tubuh dibantu alat bantu
2.      Gerak otot dibantu keluarga
3.      Kemampuan berpindah dibantu keluarga
4.      Ambulansi berjalan dengan alat bantu mandiri
1.      Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon klien saat latihan
2.      Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
3.      Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kebutuhan
4.      Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu penuhi ADLs secara mandiri sesuai kebutuhan
5.      Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika perlu
6.      Ajarkan klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulansi
7.      Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Maka dari itu kebersihan personal hygiene sangat penting untuk kesehatan manusia. Adapun macam-macam personal hygiene adalah :
1.      Perawatan kulit dan rambut
2.      Perawatan kuku kaki dan tangan
3.      Perawatan genetalia
4.      Perawatan kulit seluruh tubuh
5.      Perawatan tubuh secara keseluruhan dll.
Sedangkan dari tujuan personal hygiene itu sendiri yaitu dengan :
1.      Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2.      Memelihara kebersihan diri seseorang
3.      Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4.      Pencegahan penyakit
5.      Meningkatkan percaya diri seseorang
6.      Menciptakan keindahan
B.     Saran
Penulis mengharapkan, semoga dengan adanya  makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca, dan merupakan tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang Kebutuhan Dasar Manusia Sosial dan Budaya. untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA


Herdman, T Heather. 2012. Nursing Diagnoses: definitions and classification 2012-201. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

MUBARAK, Cahyati. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction Publishing.

Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.








LAMPIRAN











SINOPSIS

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat
Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Cuci tangan mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan berbagai kuman, karena perawat berinteraksi dengan pasien selama 24 jam. Namun, ada beberapa perawat yang begitu tidak memperdulikan akan pentingnya cuci tangan tersebut. Berdasarkan data dari PPI Rumah Sakit Columbia Asia Medan masih terdapat kejadian infeksi nosokomial antara lain 5% pada pemasangan dower cather, 6% kejadian phlebitis skala satu, serta terdapat kasus suspect MRSA pada bulan agustus 2010.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dari tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja karena ini merupakan bentuk kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kolerasi. Populasi penelitian ini adalah semua tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Columbia Asia Medan sebanyak 280 orang dengan teknik probability sampling sebanyak 84 orang perawat.
Dari hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai cuci tangan dengan tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan (p = 0,02), ada hubungan yang bermakna atara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan (p = 0,04), ada hubungan yang bermakna antara umur dengan tingkat kepatuhan perawat melakukan cuci tangan (p = 0,002), ada hubungan yang bermakna antara lama bekerja denan kepatuhan melakukan cuci tangan (p = 0,04) di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Asia medan memiliki tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan dengan kategori kepatuhan minimal 972, 61%).
Seharusnya perawat harus lebih memperhatikan akan pentingnya cuci tangan dan harus menjadikan cuci tangan bagian dari kewajiban yang utama. Agar dapat mewujudkan perawat yang benar-benar memperhatikan kesehatan pasien, diri sendiri serta orang lain.
Segala bentuk pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasiennya mempunyai tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga tidak dapat ditoleransi bila dalam perawatan di Rumah Sakit pasien menjadi lebih menderita akibat dari terjadinya resiko yang sebenarnya dapat dicegah yaitu dengan menjadikan cuci tangan sebagai kewajiban utama dalam melayani pasien.
Perawat yang bekerja di Rumah Sakit mempunyai karakter yang berbeda-beda dan sangat beragam baik tingkat pendidikan, umur, masa kerja, maupun tingkat pengetahuannya. Perbedaan karakteristik ini tentunya akan berpengaruh terhadap penguasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap professional seorang perawat dalam menjalankan perannya.